Saat fajar menyapa lembut di ufuk timur,
Dedaunan berbisik, membangkitkan syukur.
Angin pagi mengusap peluh malam,
Mengantar harapan dalam doa yang tenggelam.
Mentari mengintip malu di balik awan,
Mengajak langkah, menorehkan jalan.
Dalam sunyi, ia menyelipkan pesan,
Bahwa hidup adalah perjuangan tanpa batasan.
Aku berjalan di atas jejak mimpi,
Menyulam asa di antara hening pagi.
Kadang badai mengusik langkah ini,
Namun hati tak gentar, tetap berdiri.
Fajar mengajarkanku arti harapan,
Bahwa setiap gelap pasti ada terang di depan.
Bukan soal seberapa jauh perjalanan,
Tapi tentang keberanian untuk melawan keraguan.
Langit merah jambu perlahan membiru,
Mengiringiku melewati hari yang baru.
Terima kasih, wahai sang fajar,
Kau adalah awal, pelita dalam sabar.
Leave a comment